Sunday, June 8, 2008

Lintas Pedesaan Gunung Pancar, Catatan ke-5


Senang sekali mendengar bahwa Dani (berdiri berkaos putih diantara aku dan Endang), putra sang sahabat, Alm Danar, ingin turut berpatisipasi menyukseskan SMANDEL PAS 50, 1-2 Agustus di G. Gede. Seolah berhadapan dengan Sang Sahabat ketika menatapnya.



Dani dan Daven (berdiri di depan Dani) bergembira bersama kami semua, walau Sang Sahabat sudah tidak bersama. Semoga kata sahabat tidak didapati hanya di Lintas Pedesaan Alumni 8 dan EXPA semata, semoga kata sahabat mengakar pula di IA-SMANDEL yang dirintis almarhum, kata sahabat dalam arti sesungguhnya.



Dani, jadilah selayaknya Gindarto “Macan Gunung” Danardono yang tak gampang menyerah. Seperti ketegaran dan ketenangan Almarhum saat mengetahui telah mengidap kanker Paru-paru stadium 4, sebab kamu sekarang adalah tumpuan asa bagi Ibu dan adik-adik. Sedang, masa depan masih jauh terentang.


Dani, Daven, dan Naya (juga mbak Nita, isteri tercinta Danar)...

Sungguh dalam menulis ini kami masih merasa sangat berduka. Serasa dia masih ada. Waktu memang kelewat singkat, tapi hidup tidak berarti kejam. Jalannya telah digariskan oleh Allah SWT. Kita hanya tinggal menjalaninya saja. Seperti gemericik air di sungai Gede-Pangrango, tempat Danar biasa mengambil persediaan air bersih- jernih untuk kita semua.

Tulisan ini sama sekali tidak akan mungkin menggantikan ayah tercinta kalian. Cuma sekedar cara kami untuk mempersembahkan kenangan kepada seorang sahabat terbaik yang pernah ada. Ketulusan ucapannya selalu disertai kesungguhan tindakan.


Yakin kami sekarang... Danar sedang tersenyum dalam pelukanNya. Seyakin kami pula bahwa dia, si Macan Gunung, akan selalu ada di hati kita semua. Dikejar Macan Gunung



Tulisan ini kami persembahkan untuk mengenang 100 hari wafatnya Sang Sahabat Gindarto "Macan Gunung" Danardono.

No comments: