Sunday, June 8, 2008

Lintas Pedesaan Gunung Pancar, Catatan ke-2

8 Juni 2008, Sentul 15:00

Celana panjang jeans gue berganti dengan celana pendek, sepatu sandalpun berganti dengan sepatu karet. Siap-siap berangkat deh. Lah kok sepeda the P alias Pame malah dilipet.

Lima mobilpun berangkat menuju sasaran, gue ikutan mobil Sulis, bareng Nusron dan anak-anak mereka selain bersama Rian.

Spanduk buatan Didot tidak boleh dilupakan, rencananya akan ada penanda-tangan di spanduk tersebut di lokasi air terjun, cuma spidol yang nggak terbawa karena memang belum ada.

Mampir di warung, waktu turun dititipin Rian uang 5 ribu untuk beli aqua botol 2 buah, maaf mungkin lebih tepat aqua botol 2 botol. Beli spidolnya satu tapi nunggu kembaliannya lamaaaaaaaaaaaaaaaaa amat.

Masuk mobil gue bilang ke Rian, uang elo nggak laku disini. Sulis ngocol "Men, elo main tawar tawaran ya beli aquanya, lama amat"

Empat mobil di depan sudah nggak keliatan, akibatnya sempat nyasar ke tempat pemancingan. Dari kejahuan terlihat air terjun, pasti itu, tapi kok nggak ngeliat 4 mobil parkir. Malu bertanya sesat di jalan, kebanyakan nanya malah membingungkan (elo maunya gue nulis kebanyakan nanya malu maluin ya?).

Kesimpulan akhirnya parkir berdampingan dengan mobil Endang, Ical, Danar dan Pipi. Setelah itu kamipun menyusuri jalan setapak menuju air terjun, Lintas Pedesaan pun dimulai, atau mulainya sejak tadi waktu naik mobil. Jangan takut kesasar karena guide-guide kecil kampung sini siap mengantar.



Punggung Pame dan Pipi dikejauhanpun terlihat, secara the O mereka gue panggilnya the P dan the PP. Lha kok punggung Pame dan Pipi yang perhatiin bukannya air terjunnya? Sedang punggung Ical tidak terlihat karena ternyata Ical memang nggak punya punggung.

No comments: